Menjaga Semangat Ibadah Pasca Ramadhan

MENJAGA SEMANGAT IBADAH PASCA RAMADHAN

Mempertahankan dan meningkatkan semangat ibadah itu bisa dilakukan dengan melakukan tiga hal yakni muhasabah (evaluasi diri), mujahadah (bersungguh-sungguh), dan muraqabah (mendekatkan diri kepada Allah). Pada momentum yang mulia ini, mari untuk senantiasa meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kepada Allah swt. 

Pengertian Takwa

Pengertian takwa itu sendiri adalah: 
امْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ سِرًّا وَعَلَانِيَّةً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا 
Yakni menjalankan segala perintah Allah swt dan menjauhi segala apapun yang dilarang oleh-Nya baik dalam keadaan sunyi maupun terang-terangan, dalam wujud lahir maupun batin.

Hadist Tentang Takwa 

Nabi Muhammad yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra.:

“Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menyelamatkannya di dunia dan akhirat."

”Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik‘” (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih’).

 

Selain menguatkan ketakwaan kepada Allah, kita juga wajib untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya karena senantiasa terus mendapatkan kenikmatan yang tidak bisa kita hitung satu-persatu.

Walau kita, misalnya saat ini sedang menghadapi permasalahan dan cobaan besar dalam kehidupan kita, namun yakinlah, nikmat Allah lebih besar dari masalah dan cobaan yang kita hadapi. Dengan mensyukuri nikmat Allah juga akan mampu merubah kehidupan kita lebih baik di masa mendatang.

Karena Allah tidak akan merubah nasib atau keadaan kita sendiri kecuali diri kita yang memiliki tekad untuk merubahnya.

Seperti tertulis dalam Al-Qur’an;

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

Artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” ( QS: Ar-Ra’du: 11).

Kenikmatan Beribadah 

Di antara kenikmatan yang harus kita syukuri saat ini adalah diberinya umur panjang oleh Allah swt sehingga kita masih bisa menikmati dan melewati bulan suci Ramadhan.

Saat ini juga, kita diberi kesempatan untuk bisa berjumpa dengan bulan Syawal. Bulan Syawal sendiri menjadi bulan yang spesial karena di bulan ini kita merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Makna Dari Idul Fitri Dalam Al-Qur'an

Dari segi bahasa, kata “Syawal” (شَوَّالُ) berasal dari kata “Syala” (شَالَ) yang memiliki arti “irtafaá” (اِرْتَفَعَ) yakni meningkatkan. Makna definisi ini menjadi inspirasi bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah yang selama bulan Ramadhan cenderung menguat dan meningkat.

Kita bisa melihat dan merasakan sendiri bagaimana semangat ibadah kita khususnya, dan umat Islam pada umumnya, lebih tinggi di bulan Ramadhan dibanding dengan bulan-bulan biasanya.

Makna Idul Fitri juga terdapat dalam Qur'an Surat Ar-Rum ayat 30;

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Fa aqim waj-haka lid-dīni ḥanīfā, fiṭratallāhillatī faṭaran-nāsa 'alaihā, lā tabdīla likhalqillāh, żālikad-dīnul qayyimu wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn

Artinya, ”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Islam (sesuai ) fitrah asal. Disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (Itulah agama yang lurus)".

Sebagaimana kita ketahui bahwa makna Idulfitri yang sudah terkenal di kalangan masyarakat dari semua lapisan adalah kembali kepada kesucian.

Dalam Surat Ar-Rum ayat 30 Makna Idul Fitri dibagi menjadi 3 bagian;

  1. Di awal ayat Allah SWT berfirman “Faakim wajhaka liddiini haniifa,fhitrotallah" (Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Islam).
  2. Menurut ayat ini bahwa makna fitrah adalah Agama Islam, agama yang lurus. Jadi Idulfitri mempunyai makna kembali kepada agama yang lurus yaitu Agama Islam.

  3. Makna Idulfitri yang kedua. Firman Allah SWT; "Allati fatharannaasi ‘alaiha".
  4. Fitrah adalah Allah SWT menciptakan manusia. Asal kejadian manusia itu adalah suci, bayi lahir dari siapa pun ibunya baik Islam atau pun bukan Islam, bayinya tetap suci. Tetapi jika di masa dewasanya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi itu tergantung ibunya.

  5. Makna Idulfitri yang ketiga. Firman Allah ; "Laatabdiila likhalqillahi dzaalikaddiinul Qoyyim. Walaakinnaaktaronnasilaaya’lamuun".
  6. (Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manuia tidak mengetahui).

    Makna Idulfitri menurut ayat ini adalah tidak ada perubahan pada ciptaan Allah SWT. Mengandung arti Istiqomah tetap berpegang teguh pada agama yang lurus yaitu Al-Islam.

Ibadah Saat Bulan Ramadan 

Kita bisa melihat dan merasakan sendiri bagaimana semangat ibadah kita pada bulan Ramadhan.

Masjid ramai dengan ibadah shalat berjamaah, shalat tarawih, tadarus Al-Qur’an dan berbagai ibadah lainnya baik siang maupun malam.

Kuantitas ibadah lain juga meningkat di bulan Ramadhan seperti zakat, infak, dan sedekah di samping ibadah utama di bulan Ramadhan yakni berpuasa. Tentu semua itu harus dipadukan dengan spirit bulan Syawal dalam bentuk peningkatan kuantitas dan kualitas ibadah.

Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan semangat ibadah kita di bulan Syawal dan bulan-bulan ke depannya adalah dengan melakukan Muhasabah, Mujahadah, dan Muraqabah.

Muhasabah adalah melakukan introspeksi diri terhadap perjalanan ibadah di bulan Ramadhan.

Muhasabah ini sangat penting karena akan menjadi pijakan kita untuk melangkah selanjutnya di bulan Syawal. Allah pun sudah mengingatkan kita untuk senantiasa melakukan evaluasi dengan melihat masa lalu kita sebagai modal untuk menghadapi masa depan.

Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Hasyr: 18,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligad, wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā ta'malụn

Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

 Setelah melakukan muhasabah, selanjutnya kita melakukan mujahadah yakni bersungguh-sungguh dalam berjuang untuk mempertahankan tren positif ibadah bulan Ramadhan.

Perjuangan ini tentu akan banyak menghadapi tantangan, baik dari lingkungan sekitar kita maupun dari diri kita sendiri. Oleh karenanya, kita harus memiliki tekad kuat dan benar agar hambatan dan tantangan yang bisa mengendurkan semangat ibadah kita ini bisa kita kalahkan.

Allah telah memberikan motivasi pada orang yang bersungguh-sungguh dalam berjuang sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 69:

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Wallażīna jāhadụ fīnā lanahdiyannahum subulanā, wa innallāha lama'al-muḥsinīn

Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.”

Setelah bermuhasabah dan bermujahadah, selanjutnya kita bisa melakukan muraqabah kepada Allah.

Muraqabah adalah upaya kita mendekatkan diri kepada Allah swt. Upaya kita untuk dekat dengan Allah ini akan memunculkan keyakinan di dalam hati bahwa kita selalu dilihat dan diawasi oleh Allah swt.

Ketika Allah senantiasa mengawasi kita, maka akan muncul rasa takut untuk melakukan segala hal yang dilarang oleh Allah swt. Rasulullah saw bersabda: “Hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, sebab meski engkau tidak melihat-Nya, Dia melihatmu...”

Semakin kuat tekad kita untuk bermuraqabah, maka secara otomatis akan menjadikan kita sadar bahwa kita sangat lemah dan miskin amal ibadah sehingga akan muncul kesadaran untuk terus melipatgandakan ibadah dan kebaikan kita sebagai wujud penghambaan kepada Allah.

Itulah beberapa upaya yang bisa kita lakukan agar di bulan Syawal ini kita masih bisa terus memaksimalkan kualitas dan kuantitas ibadah serta semangat dalam menjalankan perintah beribadah kepada Allah swt.


Sumber;

nu online/060522

https://jakartautara.pikiran-rakyat.com/jakut/pr-1764415486/khutbah-jumat-menjaga-semangat-ibadah-pasca-ramadhan?page=5

https://kabarpriangan.pikiran-rakyat.com/kabar-priangan/pr-1481901879/hikmah-ramadan-makna-idulfitri-menurut-alquran?page=2


Komentar

Postingan populer dari blog ini

UPRAK Indonesia Alyya Intan